harianbekasi.com – Ada hubungan resiprokal dan dialektis antara seni di satu sisi, dan kebudayaan di sisi yang lain. Sebuah relasi penting bagi upaya penggalian dan pengembangan kearifan lokal dalam konteks nation and character building di era global.
Ini antara lain kesimpulan pandangan yang dikemukakan Ketua Umum KSBN (Komite Seni Budaya Nusantara), Mayor Jenderal TNI (Purn.) Drs. Hendardji Soepandji, S.H., usai bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, di Jakarta, Selasa (31/01/23).
Pertemuan Hendardji Soepandji dengan Menparekraf tersebut dalam rangka menyongsong penyelenggaraan event seni budaya berskala internasional yang akan digelar KSBN.
“DPP KSBN mendapat dukungan luar biasa dari Menparekraf. Beliau ingin menjadikan agenda KSBN di Kota Tua Jakarta menjadi acara tahunan yang rutin digelar. Acara nasional dan internasional yang melibatkan banyak Negara,” ungkap Hendardji.
Sebagaimana rencana DPP KSBN akan menggelar Festival Musik Tradisi dan Orkestra Musik Nusantara mewakili musik asli 38 Provinsi, Kamis, 9 Maret 2023.
Juga peringatan World Dance Day (WDD) melibatkan ribuan seniman tari nasional dan mancanegara. Diwarnai dengan arak -arakan kesenian Reog, Barongsai, parade Gamelan berjalan, serta iring-ringan para peserta WDD, Sabtu, 6 Mei 2023. Kedua event besar ini akan digelar di Taman Fatahillah, Kota Tua Jakarta.
“Momentum ini bagian dari proses berelasi dan berinteraksi. Nilai-nilai tradisi Nusantara terus hidup dan mendunia. Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam banyak hal sebagai langkah awal memajukan peradaban bangsa yang mendunia,” ungkap Hendardji antusias.
Kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hendardji menjelaskan tiga matra yang menjiwai berbagai kegiatan yang diselenggarakan DPP KSBN.
Pertama; dimensi kebudayaan yang mengangkat nilai-nilai tradisi. Kedua; aspek ekonomi kreatif yang berkelanjutan, dimana nilai-nilai tradisi dapat tumbuh dan berkembang. Ketiga; dimensi pariwisata yang menjadikan budaya sebagai daya tarik utama.
Ketiga dimensi tersebut saling terkait. Sehingga dukungan berbagai pihak, baik Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, para stage holder terkait, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mensukseskan semua kegiatan KSBN.
“Pada dimensi ekonomi kreatif akan menampilkan bahwa industri kreatif yang berbasis budaya berjalan secara berkelanjutan dari hulu hingga hilir menuju pengakuan UNESCO,” papar Hendardji.
Dari dimensi pariwisata DPP KSBN berupaya menghadirkan 10 provinsi dan 20 Negara yang akan dilibatkan dalam kegiatan ini.
“Semua ini menggerakkan ekonomi nasional dan global. Sehingga event ini memang memerlukan dukungan besar berupa akomodasi, transportasi, konsumsi untuk para pelaku budaya yang terlibat di dalamnya,” tegas Hendardji.
Sepanjang tahun 2023, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan 7,4 juta wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Indonesia, dan 1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).
“Berbagai upaya perlu dilakukan Kemenparekraf. Berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk dengan DPP KSBN untuk mengoptimalkan semua potensi,” ujar Hendardji.
Pada kesempatan tersebut, Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan tantangan yang dihadapi dengan target 1,4 miliar pergerakan wisnus, dan 7,4 juta wisman berkunjung ke Indonesia.
“Tidak mungkin tercapai tanpa berkolaborasi dengan semua pihak terkait. Kolaborasi harus dilakukan dengan Pemda, dunia usaha, NGO, komunitas masyarakat, universitas dan media,” ujar Sandiaga Uno.
Menurut Sandiaga Uno, Pemerintah tidak mungkin menyelenggarakan konser musik, World Dance Day (WDD), karena keterbatasan sumber daya manusia.
“Karena itu kita perlu KSBN untuk menginisiasi dan saya mengapresiasi program-program yang tadi dipaparkan,” ungkapnya.
Terkait festival film KSBN, Sandiaga Uno juga mendorong agar untuk memproduksi film tidak perlu kerja sendiri-sendiri. Beliau menghimbau disatukan saja. Kemenparekraf sudah membuat festival bulanan dengan locus dari Sabang sampai Merauke dan akan kick off di bulan Februari 2023.
“Untuk World Dance Day (WDD) saya mendorong agar masuk kalender of event semacam event international apalagi mengundang IFAT sebagai organisasi internasional. Saya harap World Dance Day bukan kali ini saja, tetapi terus berlanjut. Sehingga Kota Tua semakin hidup,” harap Menparekraf.
Selama ini, tegas Menparekraf, Kota Tua popular. Namun tidak hidup dengan aktivitas seni dan budaya. “Jadi kolaborasi ini segera kita bangkitkan untuk kemajuan sektor pariwisata dan budaya,” lanjutnya.
Di puncak peringatan Hari Musik Nasional nanti, melalui Dirjen Kebudayaan Kemdikbud Ristek DPP KSBN berusaha mengundang UNESCO. Upaya tersebut antara lain dalam rangka mempercepat proses agar alat musik Kolintang asal Indonesia segera diakui sebagai ‘Warisan Budaya tak Benda’ di Badan PBB.
DPP KSBN juga mengupayakan agar UNESCO mempercepat Reog Ponorogo diakui sebagai ‘Warisan Budaya tak Benda.’ DPP KSBN juga berusaha melakukan pendekatan ke MPR agar Sosialisasi 4 Pilar MPR bisa dilakukan dalam bentuk Festival Seni Budaya Nusantara.
Dalam rangka ‘nguri-uri budaya’ KSBN juga menggelar acara lain, diantaranya; Festival Seni Budaya Nusantara’ (FSBN) Lomba Film Pendek Karya Digital Audio Visual Seni Budaya Nusantara, dan Lomba Tradisi Lisan secara Nasional.
Turut hadir dalam pertemuan ini antara lain, Ir. Yekti Tri Wahyuni, M.M. (Sekretaris Jenderal DPP KSBN), Dra. Siti Ariyabti (Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP KSBN), Eny Sulistyowati S.Pd. , SE , M.M. (Ketua Panitia Pelaksana World Dance Day KSBN), Adisoerya Abdi (Ketua Panitia Pelaksana FAV-KSBN), Harry Koko Santoso (Wakil Ketua I Bidang Pagelaran Festival Musik Tradisi dan Orkestra Musik Nusantara KSBN), dan Drs. Djoko Saksono, MBA (Koordinator Bidang Humas & Protokoler)./*