harianbekasi.com, Jakarta, 30 November 2024 – Dalam upaya untuk menggugah kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap sejarah dan peradaban bangsa, sebagian kepengurusan TPSS dan Ikatan Alumni Taplai Multikultural Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) RI tahun 2024, yang dipimpin oleh Didi Riyadi (Ketua), M. Yunus (Wakil Ketua), Meinar Dwi Yantie (Sekretaris), Nanda Habiburahman (Bendahara), Joe Siregar (Anggota), dan Muhammad Hanif (Anggota), telah sukses menggelar talkshow bertajuk “Merah Putih Memanggil Gen Z: Indonesia Emas atau Cemas”. Acara ini berlangsung di Super Cafe Sunday, lantai 2, Jakarta Selatan.
Talkshow ini dirancang dalam format seminar santai yang memberikan ruang bagi peserta untuk saling berbagi informasi dan insight menarik mengenai sejarah Indonesia. Dengan semangat kebangsaan yang menggebu-gebu, acara ini bertujuan untuk menyegarkan kembali ingatan generasi muda tentang perjuangan para tokoh penting yang telah berjuang tanpa pamrih demi kemerdekaan dan masa depan Indonesia.
“Acara ini bukan hanya sekadar diskusi, tetapi juga merupakan panggilan bagi generasi muda untuk memahami bahwa apa yang kita nikmati hari ini adalah hasil dari pengorbanan banyak tokoh yang tulus berjuang untuk bangsa ini,” ungkap Didi Riyadi dalam wawancara dengan Humaniora.id. “Kami berharap acara ini bukan yang pertama dan terakhir. Kami ingin menjadikan ini sebagai langkah awal untuk membangun kesadaran kolektif di kalangan Gen Z.”
Dalam suasana interaktif, para peserta diajak untuk merenungkan tantangan yang dihadapi oleh bangsa saat ini. “Kita tidak bisa menutup mata terhadap realitas sosial yang ada. Banyak isu yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah saat ini,” tegas Didi Riyadi. “Kami ingin menjadi counter-back dari narasi optimis yang sering kali tidak mencerminkan kenyataan.”
Generasi Z, sebagai penerus bangsa, diharapkan dapat lebih peduli terhadap isu-isu sosial dan sejarah negara mereka. “Kami merasa terpanggil untuk mendidik Gen Z agar mereka tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga kritikus yang mampu melihat realitas dengan jernih,” tambah M. Yunus.
Acara ini juga menyoroti pentingnya pengetahuan sejarah bagi generasi muda. “Jika kita tidak mengajarkan mereka tentang sejarah perjuangan bangsa, maka pengetahuan itu akan hilang begitu saja,” kata Joe Siregar. “Kita harus memastikan bahwa mereka tahu siapa Presiden pertama Republik Indonesia dan apa saja gejolak serta pergerakan penting dalam sejarah kita.”
Sosok Anak Muda dengan lulusan termuda di Ikatan Alumni Taplai Multikultural Lemhannas Tahun 2024 yang baru berusia 18 Tahun Muhammad Hanif juga Memberikan Tanggapan dan Keresahannya.
Dengan adanya akses informasi melalui media sosial dan internet, perhatian Gen Z Seperti dirinya sering kali teralihkan oleh hiburan semata. “Saya berharap Gen Z mau membuka hati dan pikiran mereka untuk terus belajar,” ujar Muhammad Hanif. “Waktunya jangan hanya tersita untuk bermain sosial media, buat konten yang tidak bermanfaat, tidak peduli dengan lingkungan, Kurangnya sosialisasi terhadap sesama manusia; mari kita tingkatkan kualitas diri agar bisa berkontribusi dalam membangun bangsa.”
Acara “Merah Putih Memanggil Gen Z: Indonesia Emas atau Cemas” diharapkan dapat menjadi titik awal bagi gerakan berkelanjutan dalam mendidik generasi muda tentang pentingnya sejarah dan peradaban bangsa. Dengan semangat Pancasila Satset, tim penyelenggara berkomitmen untuk terus melanjutkan program-program edukatif demi menciptakan generasi penerus yang lebih sadar akan tanggung jawab mereka terhadap masa depan Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai acara ini atau kegiatan lainnya, silakan hubungi di IG: @timpancasilasatset