humaniora.id – Untuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif memerlukan sinergi dan kebersamaan dari semua pihak, terutama para pelaku ekonomi kreatif.
Hal ini antara lain yang tengah diupayakan MFS Production Sdn. Bhd. Sebuah perusahaan jasa dan produksi musik, film dan seni pertunjukan berbasis budaya, yang tengah berkembang di Penang Malaysia.
MFS Production Sdn. Bhd, memiliki Badan Hukum (Legalitas) sesuai Perundang-Undangan yang berlaku di Malaysia. Tercatat sesuai Akta Pendirian Perusahaan Swasta MFS PRODUCTION SDN. BHD. 202301016462 (1510384-V), yang dimaklumatkan oleh Suruhanjaya Syarikat Malaysia (SSM).
“Industri kreatif butuh sinergi dan kerjasama guna mendorong karya-karya kreatif untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih besar,” ujar Owner MFS Production Sdn. Bhd, Mohamad Firdaus Saad, kepada wartawan melalui sambungan jarak jauh dari Penang Malaysia, Selasa (23/05/2023).
Sebagai anggota Negara-negara ASEAN, kata Firdaus, Malaysia dan Indonesia telah saling menyetujui adanya Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN hingga tahun 2025 nanti. Persetujuan tersebut memiliki karakteristik saling terkait dan saling menguatkan.
“Salah satunya peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral, yang tangguh, inklusif, serta berorientasi pada masyarakat ASEAN secara global,” ujarnya.
Salah satu titik temu upaya tersebut, lanjutnya, melalui berbagai usaha di bidang konten-konten industri kreatif digital, di mana Indonesia dan Malaysia khususnya merupakan pangsa (jaringan pasar) yang sangat besar.
“MFS Production Sdn. Bhd, ini diantaranya dapat menjadi sarana temu kreatif dua bangsa curah pikiran, curah gagasan, berbagi pengalaman, unjuk kerja, unjuk kreativitas untuk kemajuan sektor yang kita tekuni,” papar Firdaus.
Sebagai perusahaan jasa dan produksi hiburan (entertaiment), MFS Production Sdn. Bhd, memiliki cakupan luas di berbagai sektor industri kreatif, seperti Musik, Film, EO (Event Organizer), Event Concert, dan seni pertunjukan lainnya.
Di bidang produksi, MFS Production Sdn. Bhd, juga bertindak sebagai Video Production, Advertising Campaign, Commercial Photography, Landscape Photography, Food Photography, Aeril Photography, dan Corporate Video Production.
“Kami juga bergerak di bidang ekspor dan impor. Bisnis kesehatan dan kecantikan (health and beauty). Membantu Proses Registrasi BPOM Indonesia, dan menjadi agen perusahaan dalam pengurusan pendaftaran di KKM (Kementerian Kesihatan Malaysia),” terang Firdaus.
Firdaus mengajak mari jadikan dunia ini menjadi Asia centric dengan sumbangan dari Malaysia dan Indonesia. Terus memperbaiki dan meningkatkan kerjasama. Sebab antara Malaysia dan Indonesia merupakan bangsa yang sama, bangsa serumpun Melayu.
Untuk optimalisasi kerjasama Malaysia dan Indonesia, MFS Production Sdn. Bhd telah menjalin kerjasama dengan Sanggar Humaniora.
Kerjasama MFS Production Sdn. Bhd dengan Sanggar Humaniora tersebut diharapkan dapat lebih meningkatkan hubungan lebih baik dua bangsa. Tidak hanya di bidang industri kreatif, tapi juga pertukaran dan apresiasi seni budaya.
“Membangun kesefahaman Indonesia-Malaysia melalui komunikasi antar budaya yang lebih memartabatkan manusia,” ujar Seroja Sartika Direktur Utama MFS Production Sdn. Bhd, yang akrab disapa Caca Rayborn ini.
Langkah awal kerjasama MFS Production Sdn. Bhd dan Sanggar Humaniora akan menggelar workshop film dan manajemen produksi seni pertunjukan, bertema “Film Kita Dalam Tamadun Dua Bangsa : Indonesia & Malaysia.”
“Kami juga tengah mengeksplorasi pembuatan film-film pendek yang melibatkan para sineas dua Negara. Dari sini kita harapkan dapat saling mengisi, bertukar ilmu dan pengalaman, serta dapat mempresentasikan seni budaya masing-masing,” ungkap Caca Rayborn.
Dalam waktu dekat MFS Production Sdn. Bhd, kata Caca, juga akan menyelenggarakan event concert di Penang Malaysia dengan menghadirkan artis penyanyi popular dari Indonesia.
“Banyak artis-artis penyanyi Indonesia dikenal dan disukai lagu-lagunya di sini (Penang). Kami sedang menjajaki berbagai kemungkinan untuk menghadirkan artis asal Indonesia dalam satu konser musik yang representatif,” ungkap Caca antusias.
Pada saat yang sama Advisor MFS Production Sdn. Bhd, Eddy Virgo Ng, menyampaikan pentingnya sebuah lembaga profesional yang dapat menampung berbagai gagasan inovatif visioner.
Dunia teknologi terus berkembang dengan beragam inovasi canggih. Para ilmuwan terus berupaya menciptakan hal baru.
Bayangan tentang dunia masa depan yang sangat canggih pun kerap kali ditampilkan dalam sejumlah film science fiction seperti Avatar, The Martian, Gravity, dan lain-lain.
“Saya melihat MFS Production memiliki potensi membawa ide-ide segar ke industri perfilman. Dapat menjadi medium ekspresi untuk mewujudkan impian talenta kita jadi artis berdedikasi tinggi,” ujar Eddy Virgo Ng.
Tidak hanya menciptakan produk dalam bisnis entertainment, kata tokoh yang dipercaya sebagai Medan-Penang City Coordinator ini, namun perlu menciptakan berbagai inovasi yang mampu menjadi solusi masa depan.
“Saya percaya MFS Production adalah tempatnya orang-orang kreatif yang ikut menjadi solusi masa depan. Dimanapun orang kreatif selalu unggul. Saya support dan mendoakan yang terbaik buat usaha ini,” tutur President NGO (Non-Governmental Organization ) Permai Penang ini.
Pendiri Sanggar Humaniora Eddie Karsito secara terpisah menyampaikan, tentang perlunya kerjasama ini dalam konstruksi dialektis budaya.
Peradaban dua bangsa; Indonesia dan Malaysia hingga kini, kata Eddie Karsito, terus terwariskan dari nenek moyang bangsa Melayu; bangsa Nusantara.
“Kerjasama ini diharapkan menjadi ajang apresiasi, kreasi, dan pembelajaran. Kreativitas akan mendorong inovasi yang menciptakan nilai tambah, serta menguatkan citra dan identitas budaya kedua bangsa yang sesungguhnya adalah satu padu,” ujar penggiat budaya, yang juga aktor dan sutradara film ini.
Sanggar Humaniora merupakan lembaga seni dibawah naungan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan berkedudukan di Kota Bekasi, Jakarta Indonesia. Didirikan oleh sejumlah seniman, budayawan, wartawan, pendidik, dan pemerhati sosial sejak tahun 1995.
Berbadan Hukum berdasarkan Akta Notaris R. Sabar Partakoesoema, SH Nomor : 19 Tahun 1995, dan Akta Notaris Fanina Berlianty, S.H. M.KN., Nomor : 02 Tertanggal 25 Juni Tahun 2021, serta Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Nomor : AHU-0015487.AH.01.04. Tahun 2021.
Sanggar Humaniora menyelenggarakan berbagai kajian sosial, seni, dan budaya, dalam bentuk seminar, workshop, diskusi, seni pertunjukan, pelatihan jurnalistik, pelatihan seni peran, maupun pendidikan sinematografi.
Kiprahnya antara lain; menggelar pementasan “Ludruk Kartolo Cs” dalam lakon “Sarip Tambak Oso dan Sawunggaling” Tahun 2012. Mementaskan Drama Musikal “Jambar Ni Parsubang” di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Tahun 2015.
Menggelar Musikalisasi Puisi Karya WS. Rendra, “Kesaksian Rendra” (7 Tahun Mengenang Seniman Besar Indonesia), di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Tahun 2016.
Memproduksi Film Teater Dalam Lakon “Petang di Taman” Adaptasi Karya Sastra Iwan Simatupang, Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Tahun 2021.
Awal Mei 2023, Sanggar Humaniora lewat medianya humaniora.id juga menjadi media partners and publishing event “World Dance Day” (WDD) yang diselenggarakan DPP-KSBN (Dewan Pimpinan Pusat Komite Seni Budaya Nusantara Indonesia).
Acara ini diikuti tujuh Negara; Indonesia, China (Hainan dan Nanchang), India, Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Amerika. Dihadiri Presiden IFOT (International Festival Of Tales) Dr. Kathy Carver (Dr. Kathy Kadija) dari Amerika Serikat./*
Comments 1