humaniora.id – Aula Komnas Perlindungan Anak di Jalan TB Simatupang No 33 Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Senin (11/9/2023) lalu mendadak hening.
Hanya suara tangis sesenggukan dari Rostimaline Munthe, istri mendiang Arist Merdeka Sirait, Ketua Komnas PA, saat dirinya menceritakan perjuangan bersama Arist Merdeka Sirait selama hidup dalam acara Mengenang Jejak Sang Pejuang HAK Anak Indonesia.
Menurut Rostimaline Munthe, Arist berjuang dengan tulus demi melindungi anak- anak dari kekerasan. Termasuk paparan zat Bisphenol A yang terdapat pada kemasan galon guna ulang.
Menurut Rostimaline Munthe, soal perlindungan anak, dirinya lebih dulu terjun dalam dunia anak-anak. Sementara Arist Merdeka masih berjuang untuk buruh.
“Kami berjuang untuk membela hak anak bukan demi mencari keuntungan, bukan mencari nama dan bukan untuk mencari uang. Tapi demi keselamatan anak- anak, ” tutur Rostimaline Munthe di hadapan puluhan wartawan.
Dari sekian kasus besar yang ditangani Arist Merdeka Sirait, diantaranya, pelecehan seksual terhadap anak anak murid, di Sekolah Selamat Pagi Indonesia, oleh pemilik sekolah tersebut, kasus perkosaan ayah terhadap anak kandungnya yang terjadi di Depok, Jawa Barat, di Buleleng Bali dan yang paling membuat hancur hati Arist Merdeka Sirait adalah kasus di Kabupaten Toba.
Tapi dari semua kasus itu yang menjadi perhatian khusus adalah seputar bahaya Bisphenol A bagi bayi, balita dan janin, yang sarat dengan perlawanan dan lobi – lobi dari asosiasi Industri yang tidak menginginkan kemasan galon guna ulang diberi label peringatan, yang tentu saja hal tersebut mereka menomor duakan kesehatan usia rentan demi kepentingan bisnis. Bahkan dengan kencangnya menyuarakan berita yang menyesatkan.
Sehingga Arist terus mendesak BPOM agar segera galon guna ulang diberi label karena mengandung BPA.
Selain itu Arist juga mendesak agar Perka BPOM No 31 tahun 2018 segera disahkan atau disetujui oleh Presiden.
Sebagai bentuk tanggung jawab dan keseriusan Arist Merdeka Sirait, terus mengikuti berbagai diskusi dan seminar yang membahas bahaya BPA. Bahkan di ulang tahun yang ke 100 PBNU, Arist menjadi narasumber dalam gelaran Bahtsul Masail tentang bahaya BPA bagi anak-anak di Pasuruan.
“Kita tak akan menemukan lagi figur seperti beliau (Arist Merdeka). Kita beruntung masih diberikan contoh dari tingkah laku beliau dalam berjuang demi anak-anak, ” tutur Arzeti Bilbina, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB sambil meneteskan air mata.
Masih menurutnya, Arzeti berjuang bersama Arist Merdeka saat menggoalkan pelabelan pada galon guna ulang.
“Pada saat saya diminta untuk menjadi bagian dan kebetulan saya ada di komisi IX, kita juga mengapresiasi penuh kepada ibu Penny K Lukito yang luar biasa gerak cepat. Beliau berikan untuk aspirasi yang kita sampaikan ketika kita RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan BPOM sampai hari ini tadi dikatakan, perjuangan ini belum berakhir, ” papar Arzeti.
Arzeti menjelaskan sudah ada upaya untuk disepakati oleh Pemerintah, ketika beliau meminta Pemerintah melakukan pelabelan (kemasan guna ulang yang mengandung BPA).
“Dan mudah-mudahan keberadaan saya di sini sebagai perwakilan yang ada di Komisi XI dan mitra BPOM akan terus bersama-sama berpegangan tangan terus kita kawal tanggung jawab yang beliau perjuangkan, bisa kita selesaikan dengan baik,” tukas Arzeti.
Pihaknya akan terus memperjuangkan apa yang sudah diupayakan oleh Arist Mereka Sirait.
Acara ‘Mengenang Jejak Pejuang Hak Anak Indonesia’ ini hasil kolaborasi JPKL dan Komnas PA untuk merenungkan Perjuangan Arist Merdeka Sirait. Mencatat apa saja yang telah dicapai almarhum dan bertekad melanjutkan point-point yang belum sempat dituntaskan. Salah satunya pelabelan pada galon guna ulang demi menjaga kesehatan bayi, balita dan janin.
“Saya yang dipercaya sebagai PJS Ketua Komnas PA bertekad akan melanjutkan perjuangan Pak Arist. Juga mengenai kampanye bahaya BPA bagi bayi balita dan janin akan diteruskan,” ungkap Lia Latifah, PJS Ketua Komnas PA di acara yang sama.
Ketua Komnas PA DKI Jakarta, Cornelia Agatha juga bertekad akan melanjutkan perjuangan Arist Merdeka Sirait.
“Kami sangat kehilangan. Tapi komitmen kami akan melanjutkan perjuangan Pak Arist Merdeka Sirait, ” tandas Cornelia Agatha.
Sementara Sekjen Komnas PA, Pravistania, Spsi, MPsi siap melanjutkan perjuangan Arist Merdeka Sirait.
“Saya sudah belajar banyak tentang bahaya Bisphenol A. Semoga segera diberi label pada galon guna ulang,” Harapnya./*