Bekasi, 22 Februari 2025. harianbekasi.com – Dalam situasi di mana dukungan anggaran pemerintah (APBD) untuk penciptaan lapangan kerja masih dianggap kurang memadai, Okekerja mengambil inisiatif dengan menyelenggarakan Giat Jobfair BCP 2025 secara non APBD.
Acara yang digelar di Bekasi Cyber Park pada Sabtu, 22 Februari 2025 ini merupakan upaya swasta untuk membuka akses informasi lapangan kerja dan memfasilitasi pertemuan langsung antara pencari kerja dan perusahaan penyedia lowongan.
Meskipun kegiatan ini sangat diapresiasi karena berhasil menghadirkan 28 perusahaan yang menyediakan 360 lowongan kerja, pelaksanaannya mengungkapkan satu fakta kritis: sektor swasta harus mengisi kekosongan yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bekasi, Drs. Ahmad Zakarsih, menekankan, “Perlunya penambahan skill pelamar dan pelatihan berkesinambungan sangat krusial agar mereka dapat bersaing di pasar kerja.”
Pernyataan ini mencerminkan kenyataan bahwa pelatihan dan pengembangan SDM masih belum mendapatkan perhatian optimal dari kebijakan publik.
Jeffry Silitonga, MBA, ketua pelaksana dan perwakilan EO Okelovers Organiser, menyatakan, “Kegiatan ini kami adakan secara non profit sebagai bentuk kerja sosial kemasyarakatan. Meski kami menghadapi banyak kendala, terutama masalah keuangan, kami tetap bertekad untuk mempermudah masyarakat mendapatkan informasi lowongan kerja langsung dari perusahaan penyedia lapangan kerja.”
Ia menambahkan bahwa kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya peran sektor swasta, sembari mengajak pihak pemerintah untuk memberikan dukungan lebih nyata.
Acara ini tidak hanya membuka peluang bagi pencari kerja, tetapi juga memberikan wadah bagi perusahaan untuk menemukan kandidat terbaik secara langsung.
Harapannya, minimal 35% dari pelamar yang hadir dapat diterima, sehingga dampak positifnya bisa dirasakan secara luas.
Namun, di balik keberhasilan tersebut terselubung pertanyaan mendasar mengenai apakah inisiatif semacam ini bisa berkelanjutan tanpa keterlibatan dana publik yang memadai.
Drs. Ahmad Zakarsih menambahkan, “Kita perlu meningkatkan keterampilan pelamar melalui pelatihan agar mereka tidak hanya mengandalkan kesempatan yang ada, melainkan juga mampu bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.” Hal ini menggarisbawahi perlunya sinergi yang lebih erat antara sektor swasta dan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ketenagakerjaan.
Meskipun Giat Jobfair BCP 2025 merupakan bukti bahwa inisiatif swasta dapat memainkan peran strategis dalam membuka lapangan kerja, acara ini juga seharusnya menjadi momentum agar pemerintah serius mempertimbangkan peningkatan alokasi anggaran dan kebijakan pendukung untuk mengatasi pengangguran. Dengan kolaborasi yang lebih intens antara kedua sektor, diharapkan pasar kerja di Indonesia dapat menjadi lebih inklusif dan kompetitif.
Okekerja dan mitra terkait tetap berkomitmen untuk terus menyelenggarakan acara-acara yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, sambil mengajak pemerintah untuk bergandengan tangan dalam mengatasi tantangan ketenagakerjaan di era digital.
Inisiatif non APBD seperti ini seharusnya tidak menjadi satu-satunya solusi, melainkan pemicu bagi terciptanya kerja sama lintas sektor yang lebih holistik.
Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, Giat Jobfair BCP 2025 diharapkan dapat menjadi contoh nyata bahwa kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah adalah kunci untuk membangun pasar kerja yang lebih baik dan memberikan harapan baru bagi para pencari kerja di Indonesia.