harianbekasi.com – Sabtu, 27 Juli 2024 bertempat di hotel Grand Whiz Jakarta, pada acara finalisasi peta okupasi nasional dalam kerangka kualifikasi area fungsi seni tari Indonesia, founder Swargaloka Suryandoro sebagai salah satu perwakilan pemangku tari yang hadir sebagai perumus mengusulkan untuk mendeklarasikan perjuangan penetapan Hari Tari Indonesia.
Hal ini dilakukan atas dasar banyaknya aspirasi para seniman tari tentang pentingnya Hari Tari Nusantara selain Hari Tari Dunia (HTD) yang dilaksanakan setiap tanggal 29 April. Pemilihan tanggal 29 April sebagai perayaan Hari Tari Sedunia bertepatan dengan hari ulang tahun Jean Georges Noverre, pencipta ballet modern.
Wayang juga memiliki Hari Wayang Dunia yang ditetapkan oleh organisasi wayang dunia Union Internationale de la Marionnette (UNIMA) dilaksanakan setiap tanggal 21 Maret.
Selain itu juga memiliki Hari Wayang Nasional yang ditetapkan oleh presiden Joko Widodo setiap tanggal 7 Nopember melalui Kepres no 30 tahun 2018, untuk memperingati momentum UNESCO menetapkan Wayang Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia pada tanggal 7 Nopember 2013.
Sebelumnya sejumlah seniman tari seperti Arif Rofig, Jil Kalaran, Endang Irowati, Hario Widyoseno, Heri Lentho, Mugiyono Kasido, Sekar alit, Effendy Ash memperbincangankan di medsos tentang Hari Tari Nusantara.
Menurut Arif Rofiq momentum Raja Majapahit menari topeng di negeri Nusantara tahun 1350 – 1389 dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan perayaan Hari Tari Nusantara.
Agustina Rochyanti Ketua Asosiasi Seniman Tari Indonesia (ASETI), menegaskan sudah saatnya masyarakat tari Indonesia bersama-sama menyuarakan tentang pentingnya apresiasi terhadap profesi di bidang Tari.
ASETI sendiri telah melakukan gerakan dengan membuat survey tentang Hari Tari Nasional (HTN) yang akan menjadi pelengkap data dalam membaca seberapa pentingkah HTN.
Pengakuan terhadap seni tari di Indonesia harus diperjuangkan serentak sampai dengan terbitnya dokumen negara. Saat ini telah ribuan responden yang mengisi survey tersebut, sambung Agustina.
Penamaan Hari Tari Indonesia apakah disebut Hari Tari Nusantara atau Hari Tari Nasional masih menjadi perbincangan hangat, termasuk penetapan tanggalnya. Pemerintah telah menetapkan Hari Musik Nasional tanggal 9 Maret sebagai penghormatan terhadap musisi, komponis dan pahlawan nasional Wage Rudolf Soepratman yang lahir pada tanggal 9 Maret 1903.
Sejumlah seniman tari mengusulkan sebaiknya Hari Tari Indonesia ditetapkan pada momentum ketika pertama kalinya UNESCO menetapkan salah satu kekayaan tarian Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Milik Dunia yaitu tari Saman Aceh pada tanggal 24 Nopember 2011. Sehingga seyogyanya kita mengusulkan kepada pemerintah RI untuk menetapkan setiap tanggal 24 Nopember sebagai Hari Tari Indonesia /Nasional/Nusantara.
Deklarator Hari Tari Indonesia : Yulianti Parani, Sal Murgiyanto, Sulistyo Tirtokusumo, Wiwiek Sipala, Nungki Kusumastuti, Suryandoro, wartawan Yusuf Susilo serta praktisi seni Embie C Noor, dan para pengurus ASETI yang hadir of line dan on line.Untuk memperkuat usulan tersebut, pada hari Sabtu tanggal 27 Juli 2024 pukul 21.00 wib di ruang Pinus lantai 5 hotel Grand Whiz Point Simatupang Jakarta, para seniman tari telah menandatangani persetujuan deklarasi Hari Tari dengan menamakan sementara Hari Tari Indonesia . Diantara para seniman tersebut adalah : dosen dan kritikus tari Dr. Sal Murgiyanto, artis dosen IKJ dan penari Dr. Nungki Kusumastuti, mestro tari dan mantan Direktur Kesenian Drs. Sulistyo Tirtokusumo, maestro tari Sulawesi Selatan dan dosen IKJ Wiwiek Sipala, founder Swargaloka Suryandoro, dosen IKJ Rury Nostalgia, dosen ISI Surakarta Fafa Utami, dosen ISI Yogyakarta Dindin Heryadi, praktisi seni dan film Embie C Noor, wartawan senior Yusuf Susilo, pengurus organisasi pelatih tari Jakarta Sabrina Salawati, Ketua ASETI Agustina Rochyanti, serta pengurus ASETI pusat dan daerah yaitu : Jefriandi Usman, Alfiyanto Wajiwa, Peni Puspito, Aidil Usman, Ressa Rizky M, Wahyuni Dauly, Bambang Sriyanto, Yogi Hadiansyah, Atien Kisam, Nurwahidah, Dian Anggraini, Maharani Pane, Ari Pandawa, Muhammad Nursyam, Peterina Kobat, Mawar Desember, Gita Novia.
Ketua ASETI Agustina Rochyanti berharap adanya gayung bersambut dari para seniman dan para pemangku kepentingan agar tujuan mulia menetapkan Hari Tari Indonesia yang bertujuan menemu kenali, melestarikan, mengembangkan kekayaan seni tari diseluruh penjuru tanah air, serta menghargai para seniman tari Indonesia dapat terwujud.
Semoga ……
Suryandoro